Personal
Rumit
Saat setelah sahur, saya kepikiran untuk mengisi blog ini. Rasanya lama sekali, ya? Melihat blog yang dulunya sebagai tempat relaksasi dan penyembuh, jadi sesuatu yang agaknya membuat trauma. Menulis tidak menyenangkan seperti dulu, tapi saya mencoba memeluk diri saya, sekali lagi. Bismillah, ya!
Saya cenderung banyak menulis saat jatuh cinta, saya sadar betul itu adalah suatu kesalahan, haha. Bagaimana saya bisa menulis lagi ketika ia yang jadi inspirasi malah pergi? Pernah mencoba menulis saat galau-galaunya, katanya, saat galau akan ada saja ide dan penjabaran yang lebih kompleks, tapi saya lebih senang menikmati sensasi galau dengan berdiam diri, menghayati rasa sakit, ataukah saya pesakit itu sendiri?
Saat ibuk pergi, dunia saya seakan menghilang, bukan runtuh lagi. Saya kira setelah kepergian ayah saya Ponidi, kegamangan akan berhenti di situ, tetapi tidak. Pada tahun yang sama orang yang harusnya saya cintai sepenuh hati pun pergi, tahun berikutnya nenek pergi, lalu ibuk pergi saat meledaknya virus brengsek ini, setelah beberapa hari lebaran tahun ini kakek pun ikut pergi. Apa surga sedang meledek saya atau hanya open recruitmen besar-besaran? Ntahlah.
Setelah mereka semua pergi, saya jadi lebih mengerti karakter orang-orang di sekeliling saya dengan baik, keluarga khususnya, haha. Saya sempat hampir berurusan dengan hukum juga, haha momen yang taik sekali.
Yang menjadi suatu hal yang lucu, yang membuat saya bertahan hidup untuk saat ini ya karena saya butuh dan harus membayar utang saya, setelah itu? Gatau. Saya sempat menjadikan orang lain menjadi tujuan hidup saya, tapi orangnya memutuskan untuk hilang, tidak masalah, itu bukan salahmu, itu salahku, bisa jadi kamu baca ini nanti.
Saat stress, mungkin tiga bulanan ini saya jadi perokok aktif, saya sadar hanya melarikan diri, haha, bodoh sekali. Tapi syukurnya saya memutuskan untuk berhenti, batin saya berkata, "Hey bodoh, utangmu masih banyak, bayar utang dulu lalu tanggung jawablah dengan benar!" Okay, lalu saya berhenti saat saya mulai mengerti bagaimana cara menikmati gulungan tembakau itu.
Saya manusia yang merasa tidak pernah into apapun, bisa jadi itu suatu kelebihan. Saya bisa melupakan sesuatu dengan baik jika saya ingin, tapi bukanlah seorang berzodiac cancer kalau tidak gampang bucin! Akhirnya sadar saja deh buat sekarang, mana yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu, jika nanti tiba waktunya akan bertemu dengan yang sama butuhnya, sama ingin bangun cinta bersama-sama, eciye.
Saya akan memberanikan diri menengok blog ini, tidak perlu muluk-muluk mengisi setiap hari, yang penting tetap terawat dengan baik dan yaaaaaaaaaaaa apalagi kalau bukan pelarian atas kerumitan yang saya buat sendiri. Terima kasih sudah meluangkan waktu mampir di sini, love you.
Suka tulisannyaaa... Tetap semangat yaa kamu :).
BalasHapusHallo, makasih. :)
Hapus