Saya rasa, sebutan “Malaikat tanpa sayap” itu memang tepat sekali diberikan kepada sosok Ibu. Dari kecil sampai sekarang kepala dua, banyak sekali yang beliau ajarkan secara langsung atau pun tidak kepada saya, kalau dimasukkan kedalam list mungkin panjangnya sak abrek dari sabang sampai merauke. 


Sekarang berbicara tentang kebaikan nih ya, seorang Ibu itu buuuaaaiiikkkkk banget. Terkadang saya justru merasa dongkol sendiri dengan kebaikan yang Ibu saya berikan kepada orang lain, kenapa? Mungkin darah muda yang mengalir dalam diri saya ini belum mampu menerima dan memaafkan seseorang dengan mudahnya, seperti Ibu saya. Kali ini saya akan membagikan petuah yang dicomot dari kata-kata Ibu saya beserta pengalaman yang saya peroleh. Berikut ini 97 kata-kata tentang kebaikan yang diajarkan oleh Ibu saya :

1. Berbuat baiklah kepada semua orang, tanpa terkecuali!

Ini yang dulu sangat tidak saya mengerti, ada orang yang sangat buruk, justru diberi baik. Saya adalah tipe orang yang “sangat benci” dengan seseorang yang tidak tahu terima kasih, saat seseorang butuh bantuan kita, kita dengan mudahnya menolong. Saat kita butuh bantuan, malah tidak ada tanggapan sama sekali. Siapa coba yang tidak gondok? Ibu jawabannya!. Ibu hanya menanggapi dengan santai, “Kalau kita niatnya menolong dengan ikhlas, nanti bantuan pun akan datang dari mana pun asalnya, jadi tidak dari orang yang kita tolong saja. Kamu ingat waktu ban motor kamu bocor dan kamu tidak bawa uang? Si tukang tambal ban rela kan tidak kamu beri uang terlebih dulu. Salah satu doa ibu, apapun kebaikan yang Ibu berikan, semoga kebaikannya untuk kamu juga.” Tiba-tiba saya menangis ketika mendengarkan alasannya, dan sejak saat itu saya membulatkan tekat untuk berbuat kebaikan, selama saya mampu, dan semoga terus dimampukan.

2. Tetaplah merasa cukup dan bersyukurlah dalam hal sekecil apapun

Saya termasuk orang yang mungkin telat memaknai apa arti bersyukur, sekarang pun mungkin sama saja. Pernah saya dalam keadaan yang absurd, apa yang saya dapatkan rasanya kuraanggg terus, sedikit-sedikit emosi, rasanya selalu sendirian, pokoknya berasa seperti alien rakus lah. Ibu saya pernah bertanya, “Kamu kok kelihatan tua banget, kurang bersyukur itu!” sekali lagi BENAR kalau kurang bersyukur itu wajah kelihatan kusam dan tambah tua. Setelah itu ibu melanjutkan bicara, “Daripada gitu terus, coba deh kamu main keluar sana, siapa tahu ada pelajaran berharga di jalanan.” Saat itu saya turuti saja kemauan Ibu saya, saya keluar naik motor pergi ke Pare, tempat yang terkenal dengan kampung inggrisnya itu. Saya hanya berputar-putar tidak tahu arah, tiba-tiba gerimis pun datang, terpaksa saya menepi di salah satu warung lesehan di depan toko yang hanya buka saat malam saja. Saya langsung memesan kopi, yakali masak numpang berteduh di warung orang tanpa beli apa-apa, hehe. Saat saya sedang menikmati kopi, film pun dimulai. Ada dua orang paruh baya dengan ekspresi panik sedang membopong anaknya menembus gerimis untuk memanggil jasa tukang becak, dalam hati saya bergumam “Ya Allah terimakasih atas kesehatan yang Engkau beri”. Beberapa menit kemudian saya melihat ada wanita tua yang sedang mengorek tempat sampah di tepi jalan, beliau menemukan roti dan dengan ekspresi gembira melahapnya sampai habis, saya saat itu meneteskan air mata dan sekarang saya merasa bodoh sekali kalau teringat saat itu dan tidak membantunya. Tidak lama setelah itu ada bapak dengan anaknya yang berpakaian lusuh menghampiri saya, sang bapak berbicara, “Mas, saya minta sedekahnya mas, dari tadi pagi kami belum makan, sedikit pun tidak masalah, yang penting anak saya bisa makan.” Saya merogoh saku dan mengeluarkan uang Rp. 10.000,- dan memberikannya pada bapak itu, hati saya berantakan dengan apa yang beliau katakan, “ALHAMDULILLAHHH, Terimakasih yang banyak ya mas, semoga masnya dan keluarga panjang umur, dijauhkan dari segala macam penyakit, semoga dilapangkan rezekinya, dijauhkan dari segala macam bahaya, bahagia di dunia maupun di akhirat” beliau mengatakan itu dengan lantang dan menangis, iya M.E.N.A.N.G.I.S gaes! Seketika itu pipi saya rasanya banjir, air mata pun tak terbendung. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak itu, karenanya saya menyadari kalau saya sangat kurang bersyukur dan merasa cukup, saya yang menerima uang Rp.500.000,- saja sudah lupa tentang mensyukuri nikmat, sedangkan bapak itu tadi sangat bersyukur dan menangis saat mendapatkan uang Rp.10.000,- perak! Setelah hujan reda, saya pulang kerumah dengan senyum-senyum sendiri, apa yang Ibu saya katakan? “Udah gila ya?” Hahahaha memang seperti itulah Ibu saya.

3. Dari nomor ini sampai nomor 97 kamu pikir dan isi sendiri ya, karena kebaikan yang diajarkan Ibu saya dan Ibu kamu itu jelasnya berbeda-beda, meskipun intinya juga sama. Takutnya kalau saya tulis semua tentang yang diajarkan Ibu saya beserta contohnya, kamu jadi baper dan ingin Ibu saya jadi Ibu kamu juga! Hihihi

Demikianlah posting kali ini yang berjudul 97 Kebaikan dari Malaikat Tanpa Sayap, meskipun 95 yang lain harus kamu pikirkan sendiri hehe, semoga bermanfaat ya buat kamu, apalagi buat kamu yang kurang bersyukur dan merasa cukup. Thanks sudah tersesat disini, jangan lupa follow blog ini, siapa tahu jadi artis ngetop, kamu entar nyesel lho kalau tidak buruan follow. See ya!

Tulisan ini diikutsertakan pada Monilando's Giveaway : Spread The Good Story