Filosofi Awan. Pagi ini mata saya menangkap potret awan lagi, entahlah akhir-akhir ini saya lebih suka memandang langit. Beruntungnya nih ya, rumah saya terasnya itu lapangan sepak bola (berasa punya lapangan pribadi) jadi pandangan ke atas itu bisa lapang sekali. Meskipun bentuk awan seringkali cepat berubah, dan pembentukan yang “ngeh” dilihat hati saya pun jarang terlihat, tsaaahhhh.

Awan itu obat penenang bagi saya, meskipun bentuknya mudah berubah. Saya bisa berimajinasi semau jidat saya sendiri, seperti di film-film animasi yang terkadang bentuk awannya berupa mobil, paha ayam goreng, ada orang menari, ada dian sastro lagi jalan-jalan sama saya, ada yang suka bikin baper, ada yang rese, ada yang cemburuan, lhaahh kok jadi ngelantur gini, hahaha.

Awan memang lukisan-Nya yang tiada dua, selalu membuat takjub apabila membentuk suatu pola yang rasanya tidak asing bagi kita. Toh, imajinasi setiap orang berbeda-beda, jadi meskipun bentuknya sama tetapi cara pandang setiap individu itu seringkali berbeda. Pada akhirnya, “Itu loh awannya seperti bentuk buaya, matanya yang di atas, terus lihat tuh mulutnya menganga, ekornya disebelah kanan tuh ada gerigi-geriginya, lihat ndak?” ketika ada penjelasan rinci seperti ini , orang lain baru mengerti apa yang menjadi pikiran kita tentang awan tersebut. 

Sama seperti bentuk awan, manusia mempunyai masalah yang beragam. Tetapi memang dasarnya manusia yang suka memendam masalahnya dan berlalu begitu saja, sama seperti pergerakan awan yang cepat berubah. Manusia pada akhirnya akan melepaskan masalahnya pada suatu saat nanti, dan itu bukan masalah sepele, tetapi kumpulan dari beberapa masalah yang dia pendam sendirian selama ini. Oleh karena itu kita perlu membicarakan pandangan kita, apa yang kita lihat pun kita rasakan kepada orang lain, seperti menceritakan gambaran detail awan yang kita imajinasikan sendiri, tujuannya agar orang lain bisa mengerti apa kemauan pun harapan kita. Kalau orang lain tetap saja tidak mengerti bagaimana? Setidaknya kamu sudah lega, apa yang menjadi uneg-uneg sudah tersampaikan. Toh sebenarnya semua manusia ingin didengar dan dimengerti, kan?

Berikut ini foto-foto jepretan saya hari ini :
Filosofi Awan Yoggy
Awan ini menyerupai serigala/ singa :D

Filosofi Awan Yoggy Satya
Coba lihat, ada bentuk kepala dan setengah badan :D

Awan Berbentuk Burung
Awan ini seperti burung mengepakkan sayap

Awan Berbentuk Wajah
Lihat, ada bentuk wajah seseorang (jelas sekali)

Awan berbentuk Dewa Artemis
Awan ini seperti Artemis, Ada dewa dan burung (bukan rusa, haha)

Terimakasih sudah meluangkan waktu tersesat di blog ini, meskipun judulnya Filosofi Awan, maafkan kalau isinya tidak nyambung. Menulis ini pun pikiran saya lagi mbuh, haha. Oh ya, Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan. See ya!