Menyatukan dua kepala, itu terlihat tidak mungkin. Kita sebagai manusia selalu dilapisi bumbu-bumbu perbedaan. Beberapa orang meyakini beda itu indah, ada juga yang beranggapan kalau beda itu menghancurkan semua. Seperti kutipan dari lirik lagu Last Child yang berjudul Indahkan Perbedaan :

"Perbedaan menghancurkan semua, tapi mereka bilang itu indah. Walau beda menghancurkan kita, ku kan tetap coba ikuti kata hatiku"

Menyatukan Dua Kepala
Ilustrasi Menyatukan Dua Kepala :D
Iya, sepertinya lirik lagu itu dimata saya ada benarnya juga. Dua hati dan dua kepala memang susah disatukan, satu orang dengan satu kepala dan hati saja sering saling bertentangan, apalagi dengan dua orang. Beberapa dari kalian mungkin berpikir, "Ah kamu tau apa!" dan jawabannya "Emang saya belum begitu mengerti tentang kehidupan" tapi coba kamu bertanya pada hatimu sekali lagi.

"Apa dia benar-benar menyetujui pendapatku ya? apa memang semuanya baik-baik saja?"

Intinya dimulai dari sini, berdamailah dan maafkanlah dirimu terlebih dahulu. Ada salah satu cara yang memungkinkan untuk menyatukan dua kepala, pengertian. Semua orang pasti sering mengalami gejolak emosional, entah itu faktor dari dalam maupun dari luar. Disaat seperti itu pastinya seseorang menjadi labil dan cenderung lepas kontrol, banyak diantaranya yang memilih menangis tenggelam kedalam kepiluannya. Nahh... disaat seperti itu kita sebagai pihak sipil jangan malah ikutan emosi, gali dulu masalahnya dan tanyakan mengapa dia menjadi seperti itu. Kalau kita juga ikutan emosi, pecah sudah dunia persilatan, ciaatt ciaatt ciaatt.

Ada juga sebagai catatan kecil, bersyukur memiliki orang yang dapat mengerti kamu memang harus, tapi jangan malah kebablasan bersyukur. Kebablasan bersyukur disini dalam arti, "Alhamdulillah aku telah mendapatkan seseorang yang telah mengerti diriku" saja, tetapi kamu justru tidak belajar mengerti dirinya yang juga bisa lepas kendali seperti kamu. Toh pada dasarnya manusia selalu berubah-ubah setiap harinya, kalau sekarang sabar, besoknya belum tentu sabar juga, tapi tentunya kita juga berusaha dan saling mendoakan agar kesabaran selalu mengiringi jalan kita.

Menyatukan dua kepala dengan pengertian, sepertinya hal itu yang paling memungkinkan. Selain itu mungkin toleransi, "Oke dia marah sekali dua kali, kalau sampai lebih dari tiga kali dan dia tidak bisa mengontrol emosinya, aku akan tukar tambah dia dipegadaian sebelum aku semakin terluka" sepertinya saya terlalu mendramatisir kalimat itu, tetapi kamu juga perlu memikirkannya lho, memangnya kamu mau hidup tertekan dan terus mengalah? hidayah memang ada, tapi saya takut di zaman yang gila ini kamu sudah dimasukin koper dan dibuang ke laut. Jangan terlalu mengalah dengan tindak kekerasan deh, udah pada sering lihat di televisi nasional itu kan? kalau saya sih ngerrrriiiii.

Demikian sedikit kata-kata saya mengenai menyatukan dua kepala, mungkin saya akan update tulisan lagi tentang menyatukan dua kepala yang lain. Entah itu operasi plastik atau penyatuan otak biar pikiran kalian bisa menyatu atau apalah terserah, hehe. Semoga kita menjadi pribadi yang selalu bisa mengerti dan memahami orang lain dengan kesabaran yang tidak akan pernah habis, amin.