Personal
Jadilah Kaya
Jadilah Kaya. Terkadang saya terkekeh membaca kalimat, “Jadi teman itu begitu ya, datang-datang cuman waktu lagi butuh doang!” semuanya pasti, sekali lagi PASTI pernah merasakan hal tersebut. Sebenarnya kalau tidak butuh memang mau apa juga dekat-dekat sih? Tidak sedikit pula orang yang beranggapan bahwa orang yang ngintil itu orang yang cari muka atau hanya memanfaatkan orang yang sedang didekatinya. See? Semua orang mempunyai sudut pandang tersendiri dalam menilai perilaku orang lain.
Pernah dalam suatu perbincangan Ibu saya berkata, “Lihat saja dia kalau sudah sukses, dia tipe-tipe orang yang mudah lupa dimana ia berasal” saya tidak terkejut mendengarkan penuturan Ibu saya tersebut, memang sudah banyak yang seperti itu. Jangankan orang lain, sepupu saya pun ada yang seperti itu, heheh.
Kalau kamu ingin selalu didekati orang banyak, jadilah kaya. Kalau kamu belum-belum sudah mendefinisikan kata kaya itu tentang materi, berarti kamu memang manusia normal. Mari sejenak kita menyingkirkan kata kaya sebagai materi, coba kita menemukan kaya-kaya yang lain.
Ilustrasi : Kaya Hati |
Kaya Hati, menurut paham saya sih orang yang hatinya selalu merasa cukup, dia mungkin adalah orang yang paling dekat dan memahami tentang hukum sebab akibat, “Kalau aku berbuat baik, Insya’allah aku akan mendapatkan yang baik juga meskipun tidak dari orang yang sama. Kalau tidak sekarang, mungkin saja anakku yang akan menerima kebaikannya.” Ini bukan tentang jual-beli kalau, “Berbuat baik akan dibalas baik” pemahaman itu untuk pemula, kalau orang yang kaya hati maybe, “Semoga hidupku bermanfaat bagi orang lain” haha ini juga menurut paham saya, tidak perlu sampai berkata, “sok tau” ya!
Ilustrasi : Kaya akan rasa ingin tahu |
Kaya akan rasa ingin tahu, kaya yang seperti ini mungkin yang melatarbelakangi lahirnya kata “kepo” di Indonesia. Rasa ingin tahu ini sudah ada sejak kamu dilahirkan lho, tetapi semakin dewasa kamu juga akan ditemukan pada opsi ingin tahu hal yang baik atau malah sebaliknya. Banyak orang yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, setelah merasa dirinya sebut saja, “pintar” dia justru lupa daratan. Orang yang belajar itu sedang berproses, kalau kamu berhenti dan merasa sudah hebat daripada orang yang menurut kamu pendidikannya lebih rendah dari kamu, maka kamu “tamat” secara hebat. Berpendidikan tinggi tidak berarti menutup telinga pada orang-orang yang pendidikannya lebih rendah, bisa jadi orang yang biasa-biasa saja itu justru sudah jatuh bangun lebih banyak ketika kamu masih asik berteori. Pernah dengar, “Golok pun harus ditempa berulang kali agar menjadi tajam” jadi meskipun kamu termasuk orang yang haus akan rasa ingin tahu, belajarlah bodoh terlebih dahulu ketika bertemu dengan orang-orang yang baru, bodoh dalam artian mau menerima kata-katanya dan ambil yang terbaik. Kamu masih belajar dan akan terus jadi pembelajar kan?
Ilustrasi : Kaya Kreatifitas |
Kaya Kreatifitas, saya hampir lupa tentang kaya yang model begini. Kalau kamu bisa kreatif sepertinya kamu tidak bakal kelaparan. Kenapa konotasinya selalu berakhir pada materi juga? Ini realita lho, gaes! Pada akhirnya juga ada duit-duitnya juga, meskipun orang yang kreativ membuat karya yang tidak melulu soal jadi lalu dijual. Kalau kelaparan, kamu bisa kenyang dengan melihat karya kamu? Kecuali sih kalau kamu buka pameran dan memberlakukan harga tiket masuk, itu juga kalau kamu sudah femes. Orang yang kreatif selalu didekati banyak orang, Karena dia selalu memiliki inovasi yang fresh meskipun kadang-kadang sedikit gila. Kalau bertemu orang yang seperti ini, kamu harus totalitas gila dan percaya! Udah percaya saja kalau tentang ini, heheh.
Ilustrasi : Kaya Ibadah (bukan kaya teletubbies) |
Kaya Ibadah, sebenarnya saya ingin menaruh kaya ini di kaya yang paling awal. Tapi saya ingatnya baru sekarang karena bimbang, Kaya Ibadah bisa masuk tidak ya? sepertinya bisa, heheh. Ibadah dan berdoa sepertinya tidak bisa dipisahkan, saya rasa semua keyakinan pasti juga membawa kebaikan dan ketentraman. Sebagai orang yang rusuh, saya pernah nyerocos, “Sehebat apa sih ibadahmu sampai mempertanyakan cara ibadah orang lain?” cara orang lain beribadah pun berdoa kan tidak sama, tetapi intinya juga sama saja. Semua membawa kebaikan, segelintir orang-orangnya saja yang pada rese. Saya juga meyakini, “Doa yang manjur adalah doa yang kamu mengerti dan yakini!” So mau berdoa pakai bahasa ibu pun tidak masalah, kan? Beribadah itu tentang kamu dan kepercayaanmu, jangan tergantung orang lain yang baru lahir kemarin.
Ilustrasi : Kaya Hantu (bukan kecebong) |
Kaya Hantu, ini sudah mulai melenceng dari pembahasan. Kaya hantu disini diartikan, “seperti” hantu. Kenapa harus seperti hantu? Kadangkala kita terlalu ikut campur dalam kehidupan orang lain hingga lupa batasan mana yang seharusnya dihindari. Bersikap masa bodoh pun bukan sepenuhnya salah, siapa tahu masalahnya akan cepat kelar tanpa bantuan orang ketiga. Menghindari orang-orang yang suka membicarakan orang lain pun perlu, karena orang yang membicarakan orang lain didepanmu pun akan membicarakanmu didepan orang lain. Jadi jadilah hantu yang positif, bukannya pergi waktu aku lagi sayang-sayangnya! *apaan
Ilustrasi : Sumpah bukan wajah saya |
Sekian dulu postingan dari saya, semoga bermanfaat untuk kalian yang tersesat di sini. Biar lebih akrab boleh dong follo instagram atau blog saya ini (kok jadi minta-minta gini ya!). Btw, thanks to Teh Dhyna yang sudah ikutan ramein hestek #awandaily ya! Jadi terharu, kehkeh. Sampai jumpa dipostingan yang ngasal atau baper selanjutnya, see ya!
kalau sudah kaya dalam semua hal, jangan lupain aku ya
BalasHapusAku siapa? Aku siapa? *amnesia*
Hapusyup, oke :D
BalasHapusHohoho :D
Hapuskaya ilmu? hihihi
BalasHapusyang penting jangan kaya kesongongan ye kie
Ahhh iya, tapi ilmu juga bisa masuk"Kaya akan rasa ingin tahu" Mba Anyin :P *ngeles
HapusSiaappp :)