"Ibuk tidak buru-buru ingin cucu kan?"

Entah berapa kali saya mulai menanyakan pertanyaan itu, sesuatu yang klise. Saya termasuk tipikal manusia yang cuek dengan hubungan seperti itu, karena itu pun juga mungkin bawaan dari Ibu saya sendiri, haha. Tetapi kalau perkara hati, saya pun tidak tahu dengan pasti apa yang beliau ingini.

"Tidak, toh ya cowok aja, dua atau tiga tahun lagi juga bisa. Kalau bisa ya jangan terlalu tua juga, kasihan anakmu nanti"

Benar juga, dua atau tiga tahun itu bakalan cepat sekali. Saya sesekali sering heran dengan wanita yang mengeluhkan kalau dua atau tiga tahun menunggu itu lama, itu sangat singat mbak! Kamu dua tahun itu ibaratnya masih nyiapin baju, belum larinya.

Tapi syukurlah di circle saya sendiri sepertinya para wanitanya sedang asik meniti karir. Mereka tidak terpaku untuk menikah terlalu dini, kecuali memang pasangannya sudah mapan dan siap mental untuk menikah. Selamat, tidak semua orang berani untuk menikah dengan umur yang sebegitu mudanya.

Kalau umur segini mau deket sama lawan jenis itu bicaranya pasti tentang pernikahan, haha. Saya jadi parno sendiri kalau main dan ditanya, "Kapan bawa Ibumu kesini?" ya memang sudah umurnya seperti itu. Sepertinya saya kurang 'katek' menikmati kesendirian, seperti yang dikeluhkan teman-teman pria yang sebaya, haha.

Saya masih membuka diri dengan siapapun, saya masih sesekali merasakan jatuh hati. Tapi untuk sekarang sepertinya butuh orang yang enak buat ngobrol tentang karir atau usaha tertentu, yahhh siapa tahu sefrekuensi dan akhirnya berjodoh.

Saya di umur yang sekarang ini jadi belajar untuk mengatur asumsi dan ekspektasi kepada lawan jenis, terutama yang sebaya. Kenapa? Karena saya mudah baper jujur saja, dan saya yakin kamu juga sama. Kalau mau deketin orang rasanya perlu langsung bertanya, "Kamu single?" biar yakin mau terus apa tidak. Tetapi itu juga bukan tolok ukur sih, karena saya orangnya suka bercanda, saya jadi mikir-mikir lagi dengan jawaban teman-teman saya, seolah bercanda semua, astaga.

Oh iya, setiap manusia memiliki beban yang dipikulnya sendiri-sendiri, kan? Saya rasa saya akan jujur saja tentang masalah seperti itu, biar sama tahu dan merencanakan sesuatu pun solusi yang lebih matang untuk kedepannya. Jujur itu perlu, dan saya rasa kita harus belajar menerima sesuatu yang bahkan diluar kendali pikiran kita sendiri mengenai orang lain.

Saya sedang jatuh hati, tapi saya minder. Sebenarnya saya tidak boleh ya merasa minder, eh tapi saya tidak tahu kejelasannya emang lagi jomblo apa cuman bercanda. Kalian tahu kan di umur yang sekarang ini melepaskan sesuatu itu perlu mikir-mikir lagi jutaan kali, kecuali kalau sudah ada kekerasan fisik sih, kamu juga tidak boleh bodoh.

Ya ampun lama tidak ngisi blog kok lumayan juga ya hasilnya. Intinya hari ini tadi hari yang spesial, Ibu saya ulangtahun, tahun depan sudah setengah abad. Ya ampun cepatnya, saya tahun depan juga seperempat abad, haha.

Untuk hari ini saya sudahi dulu, doakan biar punya hasrat menulis lebih banyak di blog ini. Soalnya saya akhir-akhir ini jadi sering nulis di status WA saya, instagram sepertinya juga males buat tulis-tulisan. Ehtapi sepertinya saya ingin mulai mengisi konten foto instagram dengan konsep throwback untuk beberapa foto kedepannya, semoga.