Aku seringkali merindukan kau. Dalam mimpiku, seolah kau tiada pernah jengah berkata cinta.Hingga aku pun lupa bagaimana jadinya aku tanpa kau sepersekian detik saja.
Tiba-tiba muncul kata-kata, “Lalu Tuhanmu bagaimana?” Tolong Engkau hindarkan saya dari orang-orang yang selalu bertanya seperti itu! Pertanyaan seperti itu sama saja ketika pacar kamu (kalau punya) tanya, “Ini tulisan kamu beneran? Kamu beneran naksir dia?” Sebagai orang yang suka corat-coret disana sini, saya minta tolong kepada kamu yang suka membaca ini itu apalagi di “internet” agak selo lagi ya atau bisa jadi kamu butuh piknik karena dijejali berita hoax setiap hari.
Ketika Tulisanmu Dipertanyakan
Ini kira-kira ekspresi kamu ketika ditanya, "serius?"
Sebagai tukang corat-coret amatir yang masih belum bisa masa bodoh dengan tanggapan orang lain, mempertanyakan “Serius? Itu sungguhan?” jujur saja agak menganggu. Kamu yang punya kebiasaan menulis, di efbi, blog, atau portal manapun pernah seperti itu kan? Anggap pernah saja ya. Sebenarnya untuk kategori menulis di blog bisa saja mengelompokkan tulisannya dengan label yang khusus, tapi saya kurang yakin dengan yang baca juga. Kebanyakan orang sekarang malas baca dari awal hingga akhir, padahal kalian tahu sendiri ada saja penulis yang biasanya serius di awal tapi akhirannya blak-blakan kalau itu bohongan. Dengan adanya seminar dimana-mana tentang copywriting yang bertujuan untuk “menjual” dengan tulisan, saya makin geleng-geleng dengan media yang menyebarkan kematian artis hingga berpikir, “Cek sampek ngene uwong golek duwit” (Sampai begininya orang cari uang) 

Pembaca yang santai hanya menikmati saja tanpa ingin tahu lebih banyak sepertinya 1 : 1000, apalagi tulisan mengenai aib penulis waktu masa-masa kelam yang disertai latar tempat peristiwanya. Beuh, mendadak semuanya menjadi detektif ingin tahu dimana tempatnya, bagaimana rupa foto asli penulis dan lawan mainnya, setres. Bukannya saya termasuk yang 1 dari 1000 itu tadi, terkadang saya juga masih jadi stalker, tetapi ya jangan kelewatan lah mengulik-ulik kehidupan orang lain.

Pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran tulisan yang pernah saya buat pernah membuat saya hiatus dalam menulis selama beberapa bulan, bahkan mungkin ada yang setahun. Pikiran saya terbebani dengan kalimat, “Kalau ada yang terluka bagaimana ya?” dan akhirnya saya merasa bebas menulis lagi, toh yang terluka juga karena pikiran-pikiran mereka sendiri, kehkeh. 

Kalau kamu selalu menganggap semua tulisan bakalan serius, hidupmu bakalan horror kalau pendampingmu adalah seorang penulis, beneran. “Ah sok tau kamu!” Bukannya sok tau, orang yang sukanya curiga melulu dengan apa yang dilakukan orang lain itu perlu dikasihani, dia kurang bahagia dengan kehidupannya. Kalau kamu kurang bahagia, selalu saja ada alasan untuk mengeluh dan bahkan menyalahkan orang lain seenak jidatmu, bener? Ya bener lah, kamu jangan mengelak, ini cerita dari sudut pandang korban, dan kamu adalah pelakunya, iya kamu! *lhah 

Jadi mulai sekarang nih ya, jangan anggap sesuatu yang tertulis di internet itu terlalu serius, kalau mau serius baca buku ilmiah di perpustakaan yang sudah diuji kebenarannya. Kalau ada seseorang yang kamu sayang menuliskan sesuatu, dan itu menganggu pikiranmu, tanyakan langsung! Iya TANYAKAN! Soal dia menjawab jujur atau tidak, itu urusan dia. Setidaknya beban pikiranmu berkurang, dan resiko stroke bisa diminimalisir, stroke itu bahaya lho. FYI saja nih ya, penyakit itu sumber utamanya dari pikiran, makanan, keturunan, dan apes. Sekarang banyak anak muda yang punya penyakit aneh-aneh, kamu mau masuk daftar selanjutnya?

Sekian dulu ya postingan kali ini, saya mau jalan-jalan dulu. Pikiran yang merindu itu perlu discharge biar kuat, jalan-jalan salah satunya. Andai saja merindu butuh uang, udah bangkrut berkali-kali mungkin ya. Btw, besok atau lusa channel youtube mau saya isi dengan short cover lagu nih, sebelumnya maafkan kenarsisan dan sumbangnya suara saya, heheh. Thanks buat kamu yang udah tersesat di tulisan ini, semoga membantumu yang suka kepo berlebihan, biar tidak kena penyakit-penyakit yang berbau pikiran. Dan semoga yang suka menulis juga senang dan berdoa, “Ah aku share ah, semoga dia baca tulisan ini, biar aku tidak geregetan setiap kali menulis” hahah see ya!